Pertumbuhan Smartphone memang sekarang sedang menggila, terutama dari Cina yang memang menjadi produsen smartphone terbesar sedunia, bahkan termasuk merek-merek bergengsi dan terkenal diproduksi disana.
Yup, mulai dari brand top hingga pinggiran yang anti mainstream dan sama sekali gak terkenal, bahkan mungkin dengar pun kagak, tapi bisa dibeli dan dimiliki. Dan berkat era informasi dan perkembangan toko online yang pesat, Orang Indonesia juga bisa turut eksis dengan smartphone ber-brand anti mainstream ini.
Seperti apa sih brand anti mainstream ini? Hmm…. gini,,, kalo diibaratkan Top-brand Cina Mainstream itu adalah brand besar seperti Lenovo, Xiaomi, Alcatel, Oppo, Coolpad, Vivo, Oneplus, Gionee, ZTE, Huawei, Meizu, dll.
Sedangkan yang anti-mainstrem bisa berarti yang tidak terkenal, sebut saja nama-nama seperti Blackview, Bluboo, Cubot, Doogee, Elephone, Homtom, Leagoo, Geotel, Oukitel, Uhans, Ulefone, Umidigi, Vernee dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan. Yang disebutkan barusan adalah merek yang direkomendasikan.
Lalu seperti apa 7 Kelebihan dari brand anti-mainstream ini?
1 – Harga yang Murah bila dibanding Spesifikasi
95% Smartphone tersebut menggunakan chipset Mediatek, yang relatif lebih murah dibanding Snapdragon, Smartphone dengan RAM 4GB bisa kita dapatkan dengan harga termurah hanya 1,6 Juta Rupiah, seperti di Oukitel U16S. Sedangkan dengan RAM 6GB bisa didapatkan dengan harga termurah 2,9 Juta Rupiah saja.
Hal ini berkat peranan Mediatek MT6750 dan Helio P20. Dan saat ini, harga rata-rata smartphone dengan RAM 4GB dan memori internal 64GB yang menggunakan MT6750 adalah dibawah 2 Juta Rupiah.
Lalu berapa harga smartphone RAM 3GB termurah? cuma 1,2 Juta saja!! 😯
2 – Spesialisasi Khusus
Beberapa smartphone Cina yang anti mainstream ini punya spesialisasi khusus, misalnya khusus dengan batere yang besar, atau khusus musik dengan speaker besar, spesialis fotografi dengan kamera belakang ganda hingga yang aneh-aneh seperti smartphone disko, atau spesial untuk main game.
Bila anda menyukai produk smartphone rugged dengan desain over protektif, maka smartphone Cina anti mainstream ini sedang mengalami puncak tren di 2017. Populasinya 500% lebih banyak dari merek mainstream.
3 – Fitur dan Teknologi Tiruan yang cepat dan Kekinian
Saat awal muncul fitur fingerprint, harga termurah saat itu dari brand kelas atas masih di rentang $150 ( 2 Juta Rupiah), hanya perlu 2 bulan sampai Bluboo Xfire 2 yang saat itu dijual seharga $69 dan membuat terobosan gila sebagai smartphone termurah dengan fingerprint.
Fitur fingerprint ini cepat sekali berkembang, posisinya juga beda-beda, mulai dari belakang, depan hingga samping, dan dikembangkan untuk bisa punya fungsi lebih banyak.
Teknologi lain seperti tren smarphone bezel-less, bodi full metal hingga kamera ganda, harga termurah hanya $69 (900 ribu Rupiah) untuk Doogee Shoot 2, dan kini yang sedang tren adalah desain triple bezel-less ala Xiaomi Mix.
Jadi anda bisa menemukan teknologi baru dan keren dengan harga murah, secepat mungkin setelah teknologi/fitur tersebut hadir di merek terkenal.
4 – Antarmuka Murni dengan Minimal Bloatware
Kebanyakan smartphone Cina anti-mainstrem ini menggunakan antarmuka murni tanpa custom, beberapa brand memang menggunakan ubahan yang drastis tapi hanya sekedar tampilan dan tidak memasukkan bloatware pada sistemnya, sehingga kemungkinan adanya virus tersembunyi sangat kecil.
Yang dilakukan oleh Smartphone Cina anti-mainstrem tersebut adalah memasukkan fitur-fitur keren sebagai bagian dari sistem operasi, atau bukan sebagai aplikasi. Beberapa pabrikan yang inovatif dari segi software adalah Doogee, Ulefone, Vernee, Umidigi dan Bluboo.
Kelebihan antarmuka murni biasanya ada di memori yang digunakan, misalnya sisa RAM dan ROM yang lebih lapang.
5 – Varian 100% ROM Global
Beberapa brand Cina terkenal seperti Lenovo, Huawei, Xiaomi, ZTE dll punya beberapa tipe ROM berdasarkan regional, misalnya varian CN untuk pasar Cina, WW untuk world-wide, US untuk Amerika.
Dan kasus yang hangat untuk mereka top-brand di 2016 lalu adalah tidak berfungsinya beberapa fitur sekaligus tidak adanya update OTA karena menggunakan ROM yang tidak semestinya, hal ini menjangkiti banyak smartphone Xiaomi dan Lenovo yang tidak bergaransi resmi Indonesia, alias Black Market.
Sedangkan dari brand Cina anti-mainstrem dan tidak terkenal, mereka menyasar konsumen global sehingga cuma perlu 1 ROM dengan pengembangan firmware yang terpusat, sehingga tidak heran bila smartphone kelas menengah keatas ROM-nya lebih stabil, dan bahkan bisa mendapatkan update Major dan OTA lebih sering dibanding brand besar.
6 – Bosan dengan ROM standar? di Custom aja
Lebih dari 50% smartphone anti-mainstream ini sudah mendukung custom ROM, mulai dari yang ringan seperti oprek UI hingga ubahan menyeluruh ke ROM merek lain, seperti MIUI, Flyme, EMUI hingga Color OS.
Biasanya hal ini didukung sepenuhnya dari produsen dengan memberikan tools khusus pada forum resmi, serta bantuan dari developer di seluruh dunia.
7 – Inovasi Luar Dalam untuk Bersaing secara Global
Brand anti mainstream ini tidak sungkan mengumumkan Inovasi dadakan, walaupun tidak pernah teruji sebelumnya oleh pengguna aktif.
Contohnya, Mereka tidak sungkan untuk membandingkan dengan merek terkenal, mereka sering membandingkan smartphone andalannya, misalnya video komparasi dengan iPhone, Samsung, LG, Sony dan merek lainnya, lalu disertai kalimat “buat apa bayar mahal-mahal kalo yang murah bisa lebih baik?”
Bila suka dengan Xiaomi Mi Mix dengan desain tripe bezel-less, maka per tulisan ini diketik sudah ada 5 calon smartphone ber-desain serupa dari brand Cina anti mainstream yang dibekali komponen powerfull tapi harga tetap murah.
Tren Inovasi dadakan ini dilakukan dari segi penampilan luar dan software, misalnya saat tren warna iPhone 7 Merah hingga booming Google AI Assistant belakangan ini.
Intinya, tidak ada salahnya memberikan perhatian pada smartphone Cina yang anti-mainstream, khususnya dalam hal inovasi, seringkali kita dibutakan oleh Merek atau menjadi fansboy dari merek tertentu.
Oke, kelebihannya banyak ya? tapi tentu saja kekurangannya juga gak kalah banyak, nanti akan kita bahas di lain kesempatan.
[mrc] – NetJurnal.Com
