Pembahasan kali ini adalah bagaimana kita bisa merugi dalam membeli smartphone Cina dari merek yang tidak terkenal, ya, ini adalah tulisan serangan balik dari versi 7 keuntungan membeli Smartphone Cina anti-mainstream.
Seperti yang kita ketahui bahwa brand anti mainstream dan kurang terkenal, atau mungkin dengar pun tidak, tapi tetap bisa dibeli dan dimiliki. Hal ini berkat era informasi dan perkembangan toko online yang pesat, Orang Indonesia pun banyak yang turut eksis dengan smartphone ber-brand anti mainstream ini.
Brand anti-mainstrem bisa berarti yang tidak terkenal, beberapa nama yang terbaik adalah Blackview, Bluboo, Cubot, Doogee, Elephone, Homtom, Leagoo, Geotel, Oukitel, Uhans, Ulefone, Umidigi, Vernee dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan.
Walaupun nama-nama diatas termasuk yang direkomendasikan, tidak ada satupun yang eksis di Indonesia, punya cabang di Indonesia maupun menjual secara resmi, dan ekspansi global bukanlah hal prioritas.
Lalu seperti apa 7 Kerugian Membeli Smartphone Cina dari Brand Anti-Mainstream
1 – Berurusan dengan Pajak dan Bea Cukai
Smartphone Impor, Bila membeli secara individual, maka 90% kemungkinan kita akan berurusan dengan bea cukai alias customs, dalam hal ini membayar pajak yang terkadang bisa cukup bikin sesak. Pengalaman kami di tahun 2015 untuk barang seharga $150 dikenakan biaya 450 Ribu Rupiah, entah di 2017 ini berapa.
Solusinya sudah banyak, banyak toko online di Tokopedia yang menyediakan smartphone jenis ini, walaupun jadinya lebih mahal dari harga resmi.
2 – Beda dengan yang Diiklankan itu Sudah Biasa
Beberapa produk Cina dari brand yang tidak terkenal, apalagi sangat tidak terkenal, selalu membuat promosi yang ‘wah’, dan tidak jarang para pembeli mendapatkan barang yang ‘wek’ , Kebanyakan permasalahan ada pada desain, build quality dan beberapa fitur.
Oleh karena itu, pastikan sudah lihat foto nyata yang dikeluarkan, bukan hanya mengandalkan gambar render saja.
3 – Service Center Susah
Produk impor dan merek ini tidak punya cabang di Indonesia, yang artinya untuk urusan service center resmi bakal ribet, mungkin tidak masalah bila ada sesuatu yang error seperti komponen atau software, namun bagaimana bila yang rusak membutuhkan penggantian alias suku cadang??
Solusi sebenernya mudah saja, cukup menghubungi produsen dan langsung tanyakan tentang suku cadang.
4 – Menggunakan Chip Mediatek
Sejatinya chipset Mediatek bukanlah komponen picisan atau brand kemaren sore, inovasi teknologi yang berkembang terlalu pesat membuatnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia, pertimbangan ada di harga dan performa yang sudah termasuk mumpuni.
Namun bagi yang mendewakan chip besutan Qualcomm, yakni seri Snapdragon tentu bakal mikir lagi buat meminang smartphone dari brand anti mainstream, karena 95% produk mereka menggunakan chipset Mediatek.
Memang harus diakui bahwa Snapdragon menghasilkan skor AnTuTu lebih baik dan dukungan spesifikasi yang lebih tinggi, namun juga diimbangi dengan harga produk yang lebih mahal.
5 – Kamera yang sering Menipu
Tidak bisa dipungkiri, walaupun menggunakan sensor Sony, Samsung dan lainnya dengan Megapixel paling tinggi sekalipun, tetap saja entah kenapa hasil jepretan gambar masih dibawah merek-merek terkenal. Walaupun inovasi brand Cina tidak terkenal ini begitu rajin dan diperhitungkan.
Kita juga kenal yang namanya Interpolasi, dimana sensor 8 Megapixel bisa menghasilkan gambar 13 Megapixel. Dan letak penipuan bila brand tersebut yang menyebutkan angka 13 Megapixel tanpa menyebut interpolasi, padahal sensornya lebih rendah dari itu.
6 – Hati-hati saat ada Major Update Firmware
Seringkali update major membawa bencana, dan sepertinya bukan dari brand Cina yang tidak terkenal saja, hanya saja bila update Major dengan ROM Murni (standar) tapi membawa banyak bug dan error, maka tetap saja keterlaluan.
Misal update dari Android 6.0 Marshmallow yang murni, ke Android 7 murni, biasanya selalu banyak bug dan fitur yang tidak berfungsi, walaupun dalam waktu dekat dirilis patch dan pembaruan lain untuk mengatasi bug-bug tersebut.
7 – Terlalu Cepat Update
Brand Cina yang tidak terkena ini, terutama di 2017, begitu giat membangun nama sampai banyak konsumen yang merasa ditinggalkan, mereka merilis banyak produk baru tiap bulan, disaat permasalahan dan pembaruan produk lama belumlah diselesaikan, model baru yang lebih menarik dirilis.
Proses pembanjiran pasar dengan produk baru ini berlangsung sistematis, tidak jarang produk dengan spesifikasi 50% lebih baik dirilis dua bulan kemudian tapi dengan harga yang cuma selisih $10 atau $20, nyesek pastinya 😉
Sebagian besar smartphone Cina dari merek tidak terkenal ini semakin baik dan terus membaik setiap tahunnya, kunci yang disebut inovasi dan konsistensi diprioritaskan demi menghasilkan produk yang bagus, yeahh… ujung-ujungnya kan konsumen juga yang diuntungkan.
[mrc] – NetJurnal.Com
emang sering sama yg diiklankan agak beda ya
namanya juga ilmu marketing
Saya ingin mengucapkn terima kasi. Dan semoga di bali juga ad tempt servis dn menjual costume kesing dan sebagiannya.
Di Indonesia sudah ada servise centernya belum ya untuk homtom